Hari ini aku pergi ke kampus dengan niat untuk memberikan formulir pendaftaran apoteker yang aku beli seharga 600 ribu hari sabtu kemarin. Ini tuk kali ketiganya aku menyerahkannya, pertama dan kedua kemarin petugasnya sibuk katanya.
Sebelumnya, dari rumah aku sudah menyiapkan berkas-berkas yang harus dilengkapi yang tertulis pada formulir. Dan aku merasa tidak ada yang tertinggal lagi.
Sampai di kampus, jam sudah menunjukkan jam tengah dua belas. Aku langsung menuju bagian akademik untuk menemui petugas dan akan menyerahkan berkasku.
Sesampai di bagian akademik, tak terlihat olehku petugas yang aku cari, aku tanya petugas lain, yang kucari katanya rapat ke biro rektor.
Haduh... sial fikirku. selain aku, di situ ada juga mahasiswa lain yang sedang mengurus akademik rekod.
Aku coba tanya petugas yang lain, mana tau bisa titip sama dia, fikirku.
Aku:"Kak mau nyerahkan formulir pendaftaran apoteker, sama kakak bisa?"
Petugas:"Gak bisa, nanti ada yang ditanda tangan petugasnya lagi" katanya..
Sambil aku keluarkan berkasku dari dalam tas. Rupanya petugas tersebut melihat aku mengeluarkan berkasku.
Tiba-tiba petugas berkata, "Dek berkasnya masukkan dalam map biru ya!"
Buset deh fikirku, aku gak ada bikin dalam map dan nggak bawa map. Aku merasa sedikit jengkel dengan keadaan ini.
Tak berapa lama,
"Bang, ini ada map" tiba-tiba aku sudah melihat satu map biru di sebelah kananku.
Aku sangat terkejut, benar-benar di saat aku membutuhkan map, map itu datang dan tak kuduga-duga sebelumnya.
Aku hanya bisa ucapkan terimakasih pada adik yang memberikan map tadi. Semoga dia diberikan kemudahan dalam setiap urusannya oleh Allah.
Langsung aku masukkan berkasku ke dalam map tersebut, dan kutulis nama di koper map tersebut.
Meski demikian, tetap saja aku harus menunggu petugas yang sedang rapat tersebut.
Sebelum aku pergi meninggalkan bagian akademik, ada peutugas lain yang melihat berkasku. Berkasnya masih kurang katanya, fotokopi bukti pembayaran gak ada. Lah.... Tapi itu gak ada tertulis pada formulir fikirku. Aku ok kan saja.
Aku masukkan lagi berkasku ke dalam tas. Nanti saja setelah istirahat siang aja aku kesini lagi fikirku sambil aku meninggalkan bagian akademik.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 lewat. Cari tempat duduk yang sejuk nunggu zuhur. Aku menuju perpus fakultas. Jam istirahat dek, kata petugas. Numpang duduk aja pun gak boleh. Busyet...
Jadinya, langsung aja aku menuju Mesjid farmasi. Klo di mesjid juga sebenarnya sejuk, bahkan sangat sejuk dan membuat hidungku berair lagi.
Shalat sudah selesai sebelum jam satu. Petugas kampus kerja lagi setelah jam dua. Bosannya aku.
Setelah jam tengah dua baru aku menuju akadrmik lagi. Pada pintu masih tertulis istirahat. Tapi kulihat ada juga mahasiswa lain yang masuk. Aku pu. betanikan dirilah coba masuk, karena sekalian mau mopi bukti pembayaran, kebetulan petugas potokopi yang ada di bagian akademik sudah ada di situ.
Langsung aku menuju potokopi, dan di situ ternyata aku jumpai mahasiswa yang mau daftar apoteker juga. Dia tak hanya mengkopi bukti pembayaran saja, tapi juga formulirnya. Lahh..... Bukannya yg dikopi ganya bukti penbayaran, fikirku. Akhirnya aku kopi formulir juga.
Setelah selesai semua, aku serahkan pada petugas berkasku.
Aku cuma disuruh isi nomor dikartu ujian yang sudah di bagi dua oleh petugas sesuai dengan yang terdapat pada bukti pembayaran. Habis itu selesai, gak ada yang mau ditandatangani. Busyet deh fikirku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar