Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

2014/01/09

Kriteria Memilih Pasangan Hidup *repost blog lama

Dalam menentukan kriteria calon pasangan,
Islam memberikan dua sisi yang perlu
diperhatikan. Pertama, sisi yang terkait
dengan agama, nasab, harta maupun
kecantikan. Kedua, sisi lain yang lebih terkait
dengan selera pribadi, seperti masalah suku,
status sosial, corak pemikiran, kepribadian,
serta hal-hal yang terkait dengan masalah
pisik termasuk masalah kesehatan dan
seterusnya.
Masalah yang pertama adalah masalah yang
terkait dengan standar umum. Yaitu masalah
agama, keturunan, harta dan kecantikan.
Masalah ini sesuai dengan hadits Rasulullah
SAW dalam haditsnya yang cukup masyhur.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda,`Wanita itu dinikahi karena empat
hal : karena agamanya, nasabnya, hartanya
dan kecantikannya. Maka perhatikanlah
agamanya kamu akan selamat (HR. Bukhari,
Muslim)
Khusus masalah agama, Rasulullah SAW
memang memberikan penekanan yang lebih,
sebab memilih wanita yang sisi
keagamaannya sudah matang jauh lebih
menguntungkan ketimbang istri yang
kemampuan agamanya masih setengah-
setengah. Sebab dengan kondisi yang masih
setengah-setengah itu, berarti suami masih
harus bekerja ekstra keras untuk
mendidiknya. Itupun kalau suami punya
kemampuan agama yang lebih. Tetapi kalau
kemampuannya pas-pasan, maka mau tidak
mau suami harus `menyekolahkan` kembali
istrinya agar memiliki kemampuan dari sisi
agama yang baik.
Tentu saja yang dimaksud dengan sisi
keagamaan bukan berhenti pada luasnya
pemahaman agama atau fikrah saja, tetapi
juga mencakup sisi kerohaniannya (ruhiyah)
yangidealnya adalah tipe seorang yang punya
hubungan kuat dengan Allah SWT. Secara
rinci bisa dicontohkan antara lain :
Aqidahnya kuat
Ibadahnya rajin
Akhlaqnya mulia
Pakaiannya dan dandanannya memenuhi
standar busana muslimah
Menjaga kohormatan dirinya dengan
tidak bercampur baur dan ikhtilath
dengan lawan jenis yang bukan mahram
Tidak bepergian tanpa mahram atau
pulang larut
Fasih membaca Al-Quran Al-Kariem
Ilmu pengetahuan agamanya mendalam
Aktifitas hariannya mencerminkan
wanita shalilhah
Berbakti kepada orang tuanya serta
rukun dengan saudaranya
Pandai menjaga lisannya
Pandai mengatur waktunya serta selalu
menjaga amanah yang diberikan
kepadanya
Selalu menjaga diri dari dosa-dosa
meskipun kecil
Pemahaman syariahnya tidak terbata-
bata
Berhusnuzhan kepada orang lain, ramah
dan simpatik
Sedangkan dari sisi nasab atau keturunan,
merupakan anjuran bagi seorang muslim
untuk memilih wanita yang berasal dari
keluarga yang taat beragama, baik status
sosialnya dan terpandang di tengah
masyarakat. Dengan mendapatkan istri dari
nasab yang baik itu, diharapkan nantinya
akan lahir keturunan yang baik pula. Sebab
mendapatkan keturunan yang baik itu
memang bagian dari perintah agama, seperti
yang Allah SWT firmankan di dalam Al-Quran
Al-Kariem.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-
orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah,
yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar. (QS. An-Nisa : 9)
Sebaliknya, bila istri berasal dari keturunan
yang kurang baik nasab keluarga, seperti
kalangan penjahat, pemabuk, atau keluarga
yang pecah berantakan, maka semua itu
sedikit banyak akan berpengaruh kepada jiwa
dan kepribadian istri. Padahal nantinya
peranan istri adalah menjadi pendidik bagi
anak. Apa yang dirasakan oleh seorang ibu
pastilah akan langsung tercetak begitu saja
kepada anak.
Pertimbangan memilih istri dari keturunan
yang baik ini bukan berarti menjatuhkan vonis
untuk mengharamkan menikah dengan wanita
yang kebetulan keluarganya kurang baik.
Sebab bukan hal yang mustahil bahwa
sebuah keluarga akan kembali ke jalan Islam
yang terang dan baik. Namun masalahnya
adalah pada seberapa jauh keburukan nasab
keluarga itu akan berpengaruh kepada calon
istri. Selain itu juga pada status kurangbaik
yang akan tetap disandang terus ditengah
masyarakat yang pada kasus tertentu sulit
dihilangkan begitu saja. Tidak jarang butuh
waktu yang lama untuk menghilangkan cap
yang terlanjur diberikan masyarakat.
Maka bila masih ada pilihan lain yang lebih
baik dari sisi keturunan, seseorang berhak
untuk memilih istri yang secara garis
keturunan lebih baik nasabnya.
Sumber
Sarwat, Ahmad.2009. Seri Fiqih Islam KITAB
NIKAH. Penerbit Kampus Syariah. Halaman
19-22.

Perubahan dan Pilihan *repost

Secara biologis kita berawal dari pertemuan
antara sel kelamin kedua orang tua kita,
yaitu bertemunya satu sel sperma dengan
satu sel ovum. Untuk dapat berhasil bertemu
dengan satu sel ovum, sel-sel sperma akan
bersaing satu dengan lainnya agar dapat
bertahan dan bertemu dengan sel ovum. Jadi,
hanya sel sperma yang terpilih yang dapat
bertemu dengan sel ovum. Sel sperma pilihan
inilah yang akan bertemu dengan sel ovum
dan akan menyebabkan terjadinya pembuahan
setelah bertemu dengan sel ovum.
Kita sadari atau tidak dalam hidup kita kita
tak pernah terlepas dari perubahan dan
pilihan. Bayangkan, dahulu kita masih bayi.
Ibu kita memilihkan dan memberikan gizi
yang baik untuk kita sehingga kita bisa
tumbuh dan menjadi kita seperti saat ini.
Mungkin, saat kita masih bayi hingga anak-
anak, kita masih dipilihkan untuk suatu hal.
Namun, seiringnya berjalannya waktu
terdapat perubahan, kita berubah menjadi
bisa berpikir dan bisa memilih untuk kita
sendiri. Bersyukurlah, dengan orang tua yang
memilihkan perubahan untuk anaknya suatu
perubahan untuk berfikir dan berubah
menjadi lebih baik.
Sang Pencipta menciptakan memang
menciptakan segala sesuatu itu berpasang-
pasangan. Dalam surat Adz Dzaariyaat ayat
51 Allah mengatakan “Dan segala sesuatu
Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya
kamu mengingat kebesaran Allah”.
Barusan saja berkomunikasi dengan salah
seorang teman di facebook, dan aku melihat
info pekerjaannya berubah. Dan aku
bertanya, kenapa pindah kerja, dia cuma
menjawab karena pengen ganti suasana saja,
terus dia tertawa. Aku hanya mengirim smile
emotion dan mengatakan “Iya, hidup ini
adalah sebuah perubahan dan pilihan dan
mudah-mudahan perubahan dan pilihannya
menuju ke arah yang lebih baik”.
Dalam setiap perubahan tersebut ada yang
kita tinggalkan dan akan ada yang baru yang
akan kita tuju. Kita meninggalkan jejak apa
dan menuju apa adalah sebuah pilihan. Jejak
langkah yang baik akan menjadi teladan dan
akan memberikan warna indah bagi kita dan
orang-orang di sekitar kita. Jejak langkah
yang baik akan memberikan buah yang manis
saat ini maupun di akhirat kelak, karena itu
sudah janji Allah kepada hamba-hambanya
yang berbuat kebajikan. Sedangkan
sebaliknya, jejak langkah yang buruk juga
merupakan sebuah pilihan.
Jika kita melihat dengan mata hati kita dan
kita sadari, sebenarnya mata hati kita pasti
akan cenderung melihat dan menyuruh pada
hal kebaikan. Namun, kadang kala itu
menjadi kabur karena pandangan mata kita
yang di sponsori oleh nafsu dan akal. Sekali
lagi, di sini juga kita ditantang untuk
memilih, apakah kita memilih untuk
memperturutkan hawa nafsu kita di banding
kata hati kita.
Pilihan mu akan membawa mu pada
perubahan. Dan, perubahan itu merupakan
sebuah pilihan. Maka, pilihlah sebuah
perubahan yang menuju pada perubahan yang
lebih baik dari saat ini. Karena, merugilah
orang-orang yang hari ini tidak ada
perubahan sikapnya dari hari kemarin,
karena, meskipun sikapnya tidak berubah, ada
satu yang aka terus berubah, yaitu usia, usia
bertambah, berarti, jatah hidup didunia
berkurang.

2014/01/07

Negeri Seribu Bahasa

Itulah Indonesia, negriku tercinta, yang memiliki ragam bahasa yang kaya.

Senin kemarin, tiba-tiba pimpinan cabang menunjuk saya untuk menjadi moderator upacara rutin senin. Katanya, berhubung karna saya menggunakan seragam baru, jadi beliau menunjuk saya, hahaha....

Upacara pun mulai saya buka dengan salam khas perusahaan kami bekerja. Acara selanjutnya adalah sharing. Ada beberapa teman-teman yang belum pernah saya lihat sharing selama saya sudah bergabung bersama di perusahaan ini.

Pertama, saya menunjuk seorang yang sudah lebih dulu bergabung dan satu divisi dengan saya. Saya bermaksud, agar dia berani berbicara di depan orang untuk menyampaikan apakah itu ide, pengalaman, atau apa sajalah, yang penting berbicara. Namun, dia bilang pas dululah.. Hihihi... Mudah2an senin depan dia sudah ada ide.

Next, saya menunjuk ke satu orang teman salesman, katanya pas juga.

Haduh, siapa lagi nih yang mau ditunjuk fikirku. Haha..

Akhirnya, saya menunjuk satu orang yang berdiri persis berhadapan dengan saya. Hahaha....

Awalnya, dia bilang pas. Tapi, akhirnya berani juga untuk sharing. Sharingnya tentang negeri seribu bahasa. Hahaha...

Pengalamannya yang berpindah-pindah dengan keluarga dan masa kuliah membuatnya menemui berbagai bahasa yang berbeda untuk tiap daerah yang dilaluinya.

Ada daerah dengan penekanan intonasi vokal yang jelas dan terasa kasar, dan ada pula yang penekanannya lemah dan cenderung samar, begitulah katanya.

Syukur saja, saya dari Medan (bagian asahan) bekerja di jambi ini, logat bahasanya tidak jauh berbeda dengan bahasa di kampung kami, pakai o o. Hehehe...

Namun ada beberapa kata yang berbeda. Misal:
- Kami : aku
- kagek : nanti
- bassing beh : asal saja

Masih ada kata-kata lain mungkin yang belum pernah terdengar, haha..

Begitulah memang, jika kita menilainya positif dan menerima dan menyesuaikan perbedaan bahasa tersebut, sebenarnya itu menambah kekayaan bahasa kita.

Coba bayangkan, seandainya cuma ada satu bahasa manusia di dunia ini?? Kayak kambing, yang cuma punya satu bahasa, taunya ngembeeekk??? :p

Betapa membosankan jadinya bukan?? Lantas, kenapa harus ada bahasa internasional?? Apakah ini ingin menyepertikambingkan manusia?? Hahaha...

Boleh saja kita belajar bahasa asing, tapi jangan lupa bahasa daerah masing-masing.

*Sorry kepada yang saya tunjuk tiba-tiba untuk sharing. Hihihi... Tapi, bagus kok berani bicara refleks.. :)

2014/01/02

Hidup dan Seni Berfikir

Manusia, bisa dikatakan makhluk yang lebih sempurna dibanding semua Makhluk ciptaan Allah di alam raya ini. Selain memiliki jasad dan nyawa, manusia diberi anugerah yang besar, yaitu akal. Dengan akal tersebut manusia bisa berfikir analisis dan bernalar.

Hidup di dunia merupakan proses perjalanan dalam dimensi ruang dan waktu. Normalnya, sejalan dengan waktu akan membawa kita pada kedewasaan secara jasadi dan cara berfikir. Beda dengan orang gila, jasadnya mungkin sehat, hanya saja akalnya yang terganggu. Dan berbeda pula dengan hewan, yang tidak mengalami pendewasaan cara berfikir. Dengan demikian Allah mengutus manusia ke bumi ini untuk mengemban tugas mulia sebagai khalifah.

Selama proses hidup tersebut, secara internal normal, pada dasarnya proses biokimia dalam tubuh manusia itu bisa digeneralisasi, sama. Namun, kenapa ada perbedaan kehidupan antara manusia di dunia ini? Inilah yang menjadi pertanyaan kunci.

Allah memberi modal dasar pada setiap manusia, sama. Kecuali, ada kelainan, angkanya pun cukup kecil jika dibanding dengan yang normal. Itu, hanya kekuasaan Allah yang mencipta, dan pasti ada maksud dari penciptaan tersebut, mungkin agar kita belajar.

Mulai dari ujung rambut, hingga ujung kaki, kita memiliki organ tubuh yang sama, namun tak satu pun manusia di bumi ini yang sama persis, kembar identik sekali pun itu. Apa lagi dengan cara berfikir, setiap kepala pasti memiliki ide original.

Bisa saja Allah menciptakan makhluk ini semua seragam, sama semua. Misal, manusia diciptakan hanya satu ras atau suku. Atau misal diciptakan perempuan atau laki-laki semua. Atau, diciptakan kaya semua atau miskin semua. Coba bayangkan jika seperti ini makhluk diciptakan. :)

Maha Suci dan Sempurna Allah, dengan segala ciptaan-Nya.

Pernahkah terdengar oleh kita ada berita ada manusia yang terlahir langsung dewasa? Atau ada manusia begitu lahir langsung bisa jalan, lari-lari? Ku rasa, belum pernah ada berita yang demikian, kecuali, buatan manusia, robot, hehehe..

Allah memerintahkan manusia menggunakan akalnya untuk berfikir, meskipun akal kita tersebut sangat terbatas kemampuannya. Dengan berfikir, akan ada dua kemungkinan yang secara otomatis akan dianalisa oleh akal kita. Dengan cara berfikir yang benar, akan menuntun kita semakin dekat dengan Sang Pencipta. Sebaliknya, cara berfikir yang salah dan total mengandalkan akal yang tak mampu menembus semua yang ada, maka ini akan membawa kita semakin jaun dari sang pencipta, hingga akan membawa kita pada ketidakyakinan adanya Allah, ini banyak terjadi pada ateis.

Banyak hal yang tidak mampu dianalisa oleh akal kita, namun, itu terjadi dan kita alami, dan bahkan ada yang tak bisa kita analisa meski kita sudah alami.

Semalam, di tembok madrasah yang berdekatan dengan masjid, saat keluar selesai sholat magrib di masjid tersebut, ada terbaca ku tiga buah kalimat yang cukup dalam jika kita dalami, hehehe...

Kalimat pertama "Dengan ilmu hidup akan menjadi mudah", kalimat kedua "Dengan seni hidup akan menjadi indah" dan kalimat ketiga "Dengan iman hidup akan terarah".

Maka, hiduplah dengan ilmu, iman dan seni.

Kunjungi Juga