Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

2012/07/20

Proposal PKMP Didanai DIKTI 2012

Uji Antimutagenik Ekstrak Metanol Bunga Pepaya


Alam sudah menjadi sumber bahan berkhasiat selama ribuan tahun. Dalam beberapa tahun terakhir banyak kalangan akademisi serta perusahaan-perusahaan farmasi yang tertarik denga produk alam, karena berpotensi sebagai sumber obat baru. Dari tahun 1983-1994 telah ditemukan 520 obat baru yang legal, 39% dari penemuan tersebut merupakan produk alam serta turunannya, dan 60-80% obat antibakteri dan antikanker berasal dari alam. Sehingga pada saat ini penggunaan obat herbal saat ini menjadi lebih popular dalam bentuk suplemen makanan, nutraceutical, obat tambahan dan obat pengganti (Sarker, et al., 2006).
Berdasarkan pencarian literatur menggunakan komputer didapatkan lebih dari 25.000 artikel dipublikasikan sebagai antimutagenik dan antikarsinogen selama 25 tahun terakhir, sekitar 80% tanaman ini digunakan sebagai makanan atau juga untuk tujuan pengobatan. Senyawa bioaktif ini memiliki gugus kimia yang bervariasi seperti fenol, pigmen warna, alilsulfida, glukosinolat, tanin, antosianin, flavonoid, fitosterol, protease inhibitor, dan fitoestrogen (Ahmad, 2006).

Telah diteliti fitokimia dan diuji aktivitas antioksidan bunga jantan segar pepaya gantung (Carica papaya L., Caricaceae). Hasil penapisan menunjukkan adanya flavonoid, tanin, steroid-triterpenoid, dan karbohidrat. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode reduksi larutan 1,1-difenil-2-pikilhidrazil menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki aktivitas penangkap radikal bebas paling kuat dengan nilai EC50 0,3537 mg/mL (Indrawati, dkk., 2002).
Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang (Yayasan Kanker Indonesia, 2008). Di United Stated lebih dari 1,3 juta kasus kanker baru ditemukan, dan sekitar 570.000 pasien meninggal setiap tahun (Ruddon, 2007).  Demikian juga setiap tahun di United Kingdom sebanyak 270.000 orang didiagnosa menderita kanker (Gabriel, 2007). Sedangkan di Negara Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 100 penderita kanker yang baru dari setiap 100.000 penduduk menurut hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan R.I.. Kematian yang disebabkan kanker dari tahun ke tahun sebagai berikut 1,3‰ (1972), 3,4‰ (1981), 4,5‰ (1989), 4,9‰ (1995). Demikian pula angka kejadian prevalensi ialah 3,2‰ (1987), 3,7‰ (1988), 4‰ (1989) (Yayasan Kanker Indonesia, 2008).

Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada gen atau  pada kromosom. Mutasi dapat dikaitkan dengan timbulnya  beragam kelainan, termasuk penyakit kanker. Selain dapat  terjadi secara spontan, mutasi juga dapat diinduksi oleh berbagai faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor penginduksi mutasi dikenal sebagai mutagen (Purwadiwarsa,  dkk, 2000).

Uji Mikronuklei dikembangkan oleh (Schamid 1975) dan (Heddle 1973) merupakan suatu metode pemeriksaan yang secara luas digunakan untuk mendeteksi efek genotoksik dalam waktu singkat secara in vivo dan in vitro (Saleh, 2010). Mikronuklei yaitu badan-badan kromatin halus yang terbentuk di sitoplasma karena terjadinya kondensasi pada fragmen kromosom asentrik atau seluruh kromosom (Shahrim, et al., 2006). Bila situasi ini terjadi, materi genetik yang tidak dimasukkan ke dalam inti baru bisa terbentuk sendiri yang disebut mikronukleus,  dengan ukuran sekitar 1 / 20 - 1 / 6 diameter sel itu sendiri, yang jelas terlihat di bawah pemeriksaan mikroskop (Sofyan, et al., 2005).

Siklofosfamid tidak aktif secara in vitro, dan harus diaktifkan secara enzimatis di dalam hati untuk menghasilkan senyawa metabolit aktif (senyawa pengalkilasi) dan metabolit toksik (Nitrogen Mustard). Senyawa metabolit aktif tersebut bekerja dengan cara berikatan silang dengan DNA dan akan mempengaruhi pertumbuhan sel kanker maupun sel pada jaringan normal. Pada sistem hematologi obat ini dapat menekan sumsum tulang (Anderson, et al., 2002; Tatro, 2003).

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Penulis tertarik meneliti bunga pepaya jantan sabagai antimutagenik karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan studi literatur kandungan dalam bunga papaya jantan tersebut memilki sifat yang berpotensi sebagai antimutagenik misalnya senyawa flavonoid. Selain itu, pengujian secara mikronukleus untuk melihat adanya perubahan pada materi genetik adalah cara yang sangat mudah paling umum digunakan oleh peneliti. 

Untuk mendapatkan proposal komplit dalam bentuk format pdf klik DISINI

Published with Blogger-droid v2.0.6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kunjungi Juga