Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

2010/03/03

KEBIASAAN BURUK MEROKOK DAN KETAHANAN NASIONAL

Rokok merupakan suatu produk yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Baik di perkotaan maupun pedesaan produk ini sangat mudah didapatkan. Semua orang dapat memperolehnya dengan mudah dan tidak ada sanksi hukum bagi orang yang merokok, kecuali ada pada daerah tertentu di Indonesia yang tidak membolehkan merokok pada tempat-tempat tertentu.

Salah satu zat yang terkandung dalam asap rokok adalah nikotin. Nikotin merupakan salah satu zat yang termasuk kedalam golongan obat yang berfungsi sebagai stimulansia, yang jika penggunaannya terus menerus akan menimbulkan berbagai gangguan fisiologis dan psikologis pada tubuh perokok maupun orang yang terpajan oleh asap rokok tersebut.

Selain itu masih banyak lagi zat berbahaya dalam rokok yang dapat mengganggu kesehatan. Seperti gas karbon monooksida (CO), yang reaktivitasnya terhadap Haemoglobin lebih kuat dibanding dengan oksigen (O2), selain itu masih banyak lagi bentuk gas dan partikel padat yang berbahaya pada asap rokok, yang menimbulkan berbagai penyakit.
Supaya dapat bersaing dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dibutuhkan orang-orang yang mempunyai mentalitas yang prima. Jika tidak, jumlah penduduk Indonesia yang banyak ini tidak akan berarti apa-apa jika orang-orang di dalamnya mempunyai mental yang lemah dan pengecut, dan tidak mempunyai identitas. Karena tidak akan ada gunanya kekayaan sumber daya alam yang terkandung dalam bumi Indonesia, jika yang menggali potensinya adalah orang-orang asing yang berasal dari Negara asing.

United Nations Development Programme (UNDP) menetapkan bahwa pembangunan suatu bangsa diukur dengan 3 (tiga) indikator yang terdiri dari parameter kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang kita kenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI).



BAB II. FUNDAMENTAL/ DASAR TEORI

Tembakau sebenarnya berasal dari Amerika, dimana penduduk asli tidak sama memandangnya sebagai suatu substansi rekreatif. Mereka menggunakannya untuk spiritual dan pengobatan. Sejak abad ke 20 penduduk asli amerika (native) menggunakan temabakau untuk mengobati infeksi dan bisa ular. Setelah orang Eropa menemukan tembakau pada dunia baru (Amerika), mereka mengubah penggunaan tembakau tersebut bukan lagi sebagai suatu pengobatan maupun spiritual. Penggunaannya pun tanpa pembatasan, sehingga bahayanya menjadi semakin tampak.

Jika kita lihat sebenarnya tembakau ini adalah sesuatu yang bermanfaat. orang-orang asli amerika menggunakannya bertujuan untuk hal yang positif. Namun, setelah kedatangan orang Eropa ke Amerika mereka mulai menyalahguanakan tembakau tersebut. Merekalah yang menjadikan tembakau itu menjadi sediaan rokok, yang mereka anggap menjadi suatu subtansi (zat) yang dapat memberikan efek rekreasi.

Nikotin sangat erat hubungannya dengan rokok. Nikotin ini terdapat pada tembakau (Nicotiana tabacum) yang ada pada rokok. Nikotin mempunyai rumus molekul C10H14N2. Nikotin adalah senyawa yang dapat meracuni saraf, dan biasanya ini dimasukkan ke dalam sediaan insektisida.
Pada konsentrasi rendah, nikotin akan memberikan efek stimulansia, seperti terjadinya peningkatan aktivitas, kesiagaan dan memori, dan ini adalah salah satu faktor utama yang mengakibatkan ketergantungan pada tembakau rokok. Sedangkan pada konsentrasi tinggi nikotin akan berfungsi sebagai depresan. Pada dosis yang besar akan menimbulkan mual dan muntah. Gejala utama ketergantungan nikotin yaitu gangguan iritabilitas, sakit kepala, gelisah, gangguan kognitif dan dapat juga menyebabkan gangguan tidur.

Nikotin bekerja pada reseptor kolinergik nikotinik pada ganglia autonom dan pada hubungan saraf dan otot juga pada susunan saraf pusat. Pada dosis rendah nikotin akan merangsang reseptor yang disebutkan di atas, sedangkan pada dosis yang tinggi nikotin akan menghambat reseptor tersebut. Nikotin juga meningkatkan serotonin (5HT) dan pelepasan dopamine pada susunan saraf pusat, terutma pada striatum dan nuklei akumbens. Dopamin akan memberikan efek siaga mungkin karena adanya stimulasi pada neuron kolinergik pada basal forebrain, dan pada dosis yang tinggi nikotin dapat mengaktifkan aksis hipotalamikpituitari.

Pada pengobatan tradisional nikotin digunakan untuk mengobati bisa insekta, parasit kulit dan intestinal (usus), muntah-muntah, sakit telinga, sakit gigi, hidung ingusan, hernia, dan sakit jantung. Walaupun rokok tembakau menyebabkan inflamasi pada saluran pencernaan (gastrointestinal) yang disebut dengan Crohn’s disease, namun praktek pengobatan untuk kulit, inflamasi kolon dan rectum yang disebabkan oleh colitis ulcerative masih menggunakan nikotin. Tapi dalam pengobatan ini nikotin dibuat dalam bentuk sediaaan tertentu, bukan dalam bentuk rokok.

Kemungkinan rendah kebiasaan merokok juga ada hubugannya dengan penyakit Alzheimer atau Parkinson. Walaupun tidak disebutkan penyebab dan efeknya, beberapa percobaan yang menggunakan sediaan nikotin untuk mengobati penderita menunjukkan hasil yang positif.
Merokok tembakau dapat memicu terjadinya kanker dan gangguan jantung. Banyak lagi penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok tembakau seperti bronchitis, empisema, katarak, kanker mulut, kanker pankreas, keropos tulang (karena kehilangan densitasnya), pembengkakan pembuluh aorta abdominal, pembengkakan otak, dan terjadinya refluk gastrointestinal (muntah-muntah). Dalam suatu studi dicatat bahwa perempuan yang merokok lebih cepat mengalami menopause dibandigkan dengan wanita yang tidak merokok. Test laboratorium menyatakan bahwa merokok tembakau dapat meningkatkan kerusakan gigi.

Pada orang dewasa yang mengkonsumsi nikotin 40 sampai 100 mg dapat menyebabkan keracunan yang fatal. Ini kemungkinan bisa terjadi jika seseorang mengkonsumsi rokok dengan cepat samapai beberapa bungkus. Dan pada anak-anak pada dosis yang lebih kecil dari yang di atas sudah berbahaya.

Seperti pada kebanyakan obat, orang sering menemukan ketidaknyamanan pada saat mengkonsumsi nikotin pertama kali. Namun, orang tersebut akan belajar untuk mengabaikan perasaan tidak nyaman tersebut. Dalam uji eksperimen yang berbeda bahwa pengguna merasa sensasi yang sama dari nikotin, ampetamin, dan kokain, ini terbukti ketika seseorang diberikan injeksi nikotin tanpa sepengetahuannya, dia merasakan efek yang sama seperti efek kokain.

Seorang pengguna dapat mengalami ketergantungan fisik dengan nikotin. Tanda-tanda seseorang yang sudah ketergantungan jika pemberian diberikan adalah sperti kebingungan, tegang, mudah tersinggung, lightheadedness, gangguan tidur, keletihan, pikiran kacau dan tremor. Gejala-gejala ini sering sampai beberapa hari, kadang-kadang bisa lebih lama tergantung pada orangnya (tergantung komponen psikosomatik).

Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 1994, tercatat bahwa sekitar 33% perokok menjadi ketergantungan. Ada lagi sebuah studi pada tahun 2000 , ditemukan bahwa 20% samapai 60% perokok remaja mengalami ketergantungan/ kecanduan rokok.
Dalam asap rokok terdapat ribuan zat kimia selain nikotin, oleh karena itu barangkali perlu dilakukan suatu studi khusus. Tambahan pula, perlengkapan dan seluk-beluk mekanik rokok menyediakan suatu penyangga psikologis bagi pengguna. Nikotin juga merupakan suatu stimulan yang sedang yang dapat memicu pelepasan adrenalin dan meningkatkan kecepatan dan tekanan nadi.

Merokok sigaret merupakan salah satu prevalensi skizoprenia (gila). Tekanan serius dan tingkatan psikiatrik yang rendah pada seseorang mungkin kurang menampakkan gejalanya. Hampir dua dari tiga perokok dalam suatu riset mempunyai sejarah keabnormalan psikiatrik.
Berdasarkan kebanyakan studi bahwa merokok juga dapat mengurangi fertilitas (kesuburan) perempuan. Suatu studi yang dilakukan pada kelompok petani tembakau Kanada dan orang Belanda ditemukan penurunan fertilitas yang nyata.

Wanita hamil yang merokok dapat meningkatkan terjadinya keguguran, kelahiran premature, bayi yang lahir lebih kecil, dan sindrom kematian bayi secara mendadak (sudden infant death syndrome/ SIDS). Pada anak-anak kemungkinan akan menybabkan terjadinya gangguan pada tonus otot. Merokok dapat merusak gamet jantan dan betina, yatu terjadinya kerusakan kromosom dan perubahan DNA yang akan menjadi faktor penyebab kanker pada anak-anak. Penggunaan nikotin pada ibu hamil akan mengubah perpindahan dan aksi jantung pada fetus.
Pada suatu studi ilmiah ditemukan bahwa perokok aktif juga dapat mengancam kesehatan orang yang tidak merokok’perokok pasif’ jika dekat dengan orang yang sedang merokok karena dia akan menghirup asap rokok yang dihembuskan oleh perokok tersebut.

Bayi dari ibu yang tidak merokok yang terpajan oleh asap rokok setelah mas kehamilannya cenderung memiliki bayi yang lebih ringan dan mengalami hipertensi paru-paru yang berkelanjutan. Selain itu ditemukan juga skor tes psikologis lebih rendah pada anak dari perokok aktif lebih rendah dibandingkan anak dari yang tidak merokok.

Satu batang rokok menurut sebuah penelitian kedokteran di Bristoll Inggris dapat mengurangi usia orang yang menghisapnya, selama 11 menit. Menurut penelitian tersebut, bila ada seseorang yang menghisap 16 batang rokok satu hari, dimulai dari usia 17 tahun hingga 71 tahun, maka ia akan menghabiskan 311.688 batang rokok. Jika dikaitkan dengan ancaman kematian 11 menit, berarti usianya telah berkurang enam setengah tahun, dibanding orang yang tidak merokok.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktikan pengaruh rokok terhadap disfungsi ereksi. Hirskowitz M, Karacan I, Howell JW, Arcasoy MO, Williams RL dalam Journal of Urology melaporkan hubungan antara merokok dengan fungsi ereksi pada 314 lelaki perokok yang mengalami disfungsi ereksi. Mekanisme medis korelasi rokok menjadi penyebab impotensi yakni adalah karena rokok yang mengandung zat nikotin, yaitu suatu zat yang berbahaya bagi tubuh manusia. Pajanan terhadap nikotin untuk jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah perifer (pembuluh darah tepi). Kerusakan ini dapat berupa penyempitan yang disebabkan oleh pengerasan dinding dan sumbatan pada pembuluh darah tersebut.

Kesehatan adalah kekayaan yang sangat berharga bagi manusia. Baik itu jasmani maupun rohani harus dalam keadaan sehat, supaya dapat hidup, beribadah dan bekerja dengan baik. Kebiasaan merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi mentalitas sesorang. Orang yang sudah ketergantungan (adiksi) dengan rokok, maka hidup ini tidak akan nikmat jika dia tidak menyalakan rokok dan menaruhnya di antara jarinya kemudian menghisap asap dan memasukkan ke dalam paru-parunya. Kemudian dia akan menghembuskannya kembali setelah beribu-ribu partikel berbahaya tinggal di alveolinya dan ada gas yang menyebabkan oksigen kalah bersaing untuk berikatan dengan hemoglobin yang akan menyebabkan kekurangan oksigen.

Kerugian merokok telah berulang kali dipaparkan berbagai kalangan. Antara lain merokok dapat mengurangi kinerja fungsi tubuh yang mengakibatkan produktivitas menurun. Selain itu juga menyebabkan kematian pada usia produktif. Hal itu berarti hilangnya pendapatan, tabungan dan hilangnya investasi yang telah dilakukan. Kematian dini pada orangtua menurunkan partisipasi sekolah anak-anaknya. Yang memprihatinkan lagi, pengeluaran rumah tangga untuk rokok terbilang besar yaitu 11,5 persen, sedangkan untuk membeli beras hanya 10,5 persen, untuk membeli daging, ikan, susu dan telur 11 persen, sedangkan untuk kesehatan hanya 2,3 persen dan untuk pendidikan hanya 3,2 persen. Artinya merokok lebih penting dibandingkan pendidikan anak-anak dan kesehatan keluarga.

Di negara maju, tingkat kematian akibat tembakau diproyeksikan menurun. Tapi, di negara berpendapatan menengah dan rendah, kematian akibat merokok justru akan meningkat.Yang memprihatinkan saat ini Indonesia belum juga meratifikasi Framework on Convention Tobacco Control/FCTC dan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang belum meratifikasi FCTC tersebut. Sementara itu, konsumsi rokok di Indonesia terus meningkat karena harga riil rokok stabil dan harganya sangat murah dibandingkan harga rokok di negara Asia Tenggara lain.
Kemudian harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.


BAB III. PEMBAHASAN

Kita dapat melihat dengan jelas bahwa dalam setiap kemasan rokok dibuat suatu peringatan bahaya, namun kenapa orang masih tetap saja menghisap rokok tersebut? Bukan hanya orang awam yang merokok, namun banyak kalangan akedemisi, negarawan, bahkan petugas kesehatan sama sekalipun masih banyak yang merokok.

Jika dilihat dari fundamental/ dasar teori maka sangat banyak gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Gangguan tersebut bukan hanya pada orang yang merokok, namun juga dapat menyebabkan gangguan juga pada orang lain. Ini tentunya akan mengganggu kenyamanan orang lain yang akan menyebabkan menurunkan produktivitas orang tersebut.

Selain itu banyak lagi penyakit kronis yang disebabkan oleh merokok yang akan menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk nonproduktif. Misalnya salah satu gangguannya adalah gangguan obstruktif paru kronis yang menyebabkan kerusakan alveoli paru-paru. Untuk dapat menyembuhkan penyakit ini dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar. Sehingga ini akan menambah biaya kesehatan serta akan menjadi beban bagi keluarganya. Seharusnya biaya untuk pengobatan tersebut bisa digunakan untuk yang bertujuan untuk peningkatan sumber daya manusia seperti untuk pendidikan dan peningkatan kualitas kesehatan, malah akan habis begitu saja percuma karena penyakit yang disebabkan oleh rokok. Sudah harganya dibeli mahal, lebih mahal lagi ternyata biaya pengobatan akibat dari penyakit yang ditimbulkannya.

Satu dari efek buruk rokok yang paling menyiksa yaitu kalau sudah kecanduan. Sangat sulit bagi pecandu untuk dapat lepas dari rokok, karena dia sudah tergantung dengan rokok tersebut supaya dapat hidup tenang dan dapat berfikir. Penulis sudah melihat secara langsung pada ayah penulis yang sudah kecanduan merokok. Saat bulan puasa dia berhenti merokok pada siang hari, maka dia merasa kepalanya selalu pening, mengantuk, dan tidak ada semangat untuk bekerja.
Jika kita lihat dari fundamental sangat banyak kerugian kesehatan yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Apabila sudah terjadi gangguan kesehatan secara otomatis produktivitas sesorang juga akan terganggu, bahkan akan menjadi tambahan beban keluarga, masyarakat dan akhirnya akan menjadi beban Negara.

Apabila kebiasaan merokok ini terus meningkat di Negara kita mungkin sulit bagi bangsa ini untuk dapat bangkit. Karena ini akan mempengaruhi kesehatan fisik, jiwa, dan mental manusia Indonesia. Bagaimana untuk memikirkan masa depan jika masih bergantung dengan rokok? Sehari saja tidak merokok hidup ini rasanya tidak enak bagi pecandu yang berat.

Dengan kata lain bahwa pembangunan suatu bangsa tidak hanya dapat diukur dengan pembagunan fisik saja, tetapi yang penting adalah pembangunan manusianya. Ditemukan dari berbagai studi di dunia bahwa terjadi korelasi yang positif antara derajat kesehatan masyarakat dengan produktivitasnya. Produktivitas akan memperkuat ketahanan ekonomi suatu masyarakat, yang selanjutnya akan memperkuat ketahanan masyarakat, yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan bangsa.

Kita harus meninggalkan budaya-budaya yang di tinggalkan oleh para penjajah yang telah menjajajah kita samapai berabad-abad, karena budaya yang mereka tinggalan itu memang mereka rancang supaya membuat penduduk jajahannya bodoh dan tidak mempunyai keberanian dan supaya selalu bergantung dengan orang lain.
Lebih celaka lagi karena bangsa lain, termasuk yang hidup di sekitar Indonesia, dapat menghadapi perkembangan dunia dan umat manusia lebih positif, bahkan dapat memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk keperluan hidupnya. Mereka maju, sedangkan Indonesia mundur, dan inilah sumber kesengsaraan baru bagi bangsa kita, karena bangsa lain merasa kuat dan mampu untuk mengambil manfaat dari potensi alam Indonesia yang kaya sekehendak hatinya. Dalam Globalisasi yang melanda dunia berlaku hukum rimba The Survival of the Fittest atau Yang Lemah dimakan Yang Kuat. Orang memang bicara tentang pentingnya kerjasama antar-bangsa, tetapi kerjasama dalam Globalisasi hanya ada apabila pihak yang kerjsama sama atau hampir sama kekuatannya. Kalau tidak, maka tidak ada partnership yang seimbang. dan kerjasama adalah semu belaka karena didominasi yang lebih kuat. Maka tantangan yang kita harus atasi adalah bagaimana menumbuhkan pada mayoritas bangsa sikap mental yang kuat yang dapat menghidupkan semangat untuk berprestasi, untuk menang dalam perjuangan dan menghasilkan yang terbaik bagi negara dan bangsa. Untuk dapa mengembangkan itu diperlukan fisik, jiwa dan mental yang sehat, sebagai syarat yang utama.


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian yang telah ada bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan seseorang. Secara tidak lansung maka merokok dapat mengganggu ketahanan nasional, karena dengan jiwa, raga dan mental yang sehatlah kita dapat mempertahankan dan mengembangkan bangsa ini.
Untuk menanggulangi kebiasaan buruk merokok ini perlu dilakukan suatu gerakan yang bersifat nasional, dan berkesinambungan, dan dibuat suatu Undang-Undang yang mengatur peredaran dan penggunaan rokok. Kemudian perlu diadakan suatu gerakan bebas rokok di seluruh sekolah dan universitas yang ada di Indonesia yang dilakukan secara bertahap dan berksinambungan, baik itu pada guru maupun siswa dan dosen maupun mahasiswa.












DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, www.klikdokter.com/article/detail/240, diakses pada tanggal 31 Mei 2009.
Anonim, 2001, mazuki3.tripod.com/mrokok_haram.htm, diakses pada tanggal 31 Mei 2009.
Miller, Richard Laurence, 2002, THE ENCYCLOPPEDIA OF ADDICTIVE DRUGS. GreenWood Press, Westport, Connecticut, London, Page : 18-19 and 318-322.
Pidato Menteri Kesehatan RI, 2007, www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 6 Juni 2009.
Sarker, S.D. & Lutfun Nahar, 2007, CHEMISTRY FOR PHARMACY STUDENTS, John Wiley & Sons Ltd, England, page 292.
Shneerson J.M., 2005, SLEEP MEDICINE: A GUIDE TO SLEEP AND ITS DISORDRES, Second edition, Blackwell Publishing Ltd, USA, Page 80.

2 komentar:

  1. bagus jg.buat nambah wawasan tentang rokok dan dampaknya,semoga bisa membuat sadar saudara kita yang masih kecanduan rokok. boleh dicopy gak?

    BalasHapus
  2. boleh..
    silahkan dibagikan pada orang lain...

    BalasHapus

Kunjungi Juga