Apakah tujuan terapi akan tercapai, jika seorang apoteker hanya berperan hingga penyerahan obat kepada pasien saja?
Asuhan kefarmasian adalah ujung tombak dari layanan kefarmasian. Dalam asuhan kefarmasian ini lah diramu berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu dasar kefarmasian hingga ilmu komunikasi konseling. Seorang praktisi asuhan kefarmasian setidaknya harus menguasai ilmu Farmakologi (mempelajari bagaimana kerja obat), Farmakoterapi (bagaimana obat tersebut digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit), dan yang terakhir adalah Asuhan Kefarmasian (Aplikasi dari kombinasi ilmu kefarmasian dan ilmu-ilmu komunikasi dan konseling).
Jika kita melihat dan mempelajari, kegagalan dalam terapi akibat ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat cukup tinggi. Walaupun misal kita lihat obat-obatan yang diresepkan tersebut misalnya sudah sesuai indikasi dan dosisnya sudah cukup, namun kegagalan terapi masih juga sering terjadi. Ketidakfahaman pasien terhadap terapi yang sedang dijalaninya akan meningkatkan ketidakpatuhan pasien dalam menkonsumsi obatnya.
Sudah saatnya seorang apoteker untuk saat ini untuk melakukan konseling dan memberikan edukasi pada pasien-pasien tertentu sehingga pasien tersebut dapat meningkatkan kepatuhannya dalam mengkonsumsi obatnya. Tidak cukup hanya membuat etiket dan label pada obat yang diserahkan kepada pasien.
Untuk dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obatnya seorang apoteker harus kenal dengan pasieannya. Sangat jarang saat ini kita melihat di suatu apotek yang dijumpai apotekernya, bagaimana mungkin apoteker akan kenal dengan pasiennya, jika keadaannya masih seperti itu?
Dengan adanya komunikasi antara apoteker dengan pasien akan mempermudah menjalin hubungan yang baik dengan pasien. Jika hubungan baik telah terbentuk maka, disinilah seharusnya seorang apoteker bisa memberikan konseling kepada pasien, mengenai terapi apa yang sedang dijalaninya. Disinilah seorang apoteker bisa memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap apa yang akan terjadi jika pasien tidak patuh dalam mengkonsumsi obatnya. Misalnya, pada pasien diabetes. Obat-obat pada pasien ini waktu pemberian dan dosis obat yang diberikan sangat tertentu, dan harus teratur, jika tidak sesuai anjuran malah bisa akan memperburuk keadaan pasien.
Bagimana efek farmakologi suatu obat terhadap pasien yang memahami dan tidak memahami terapi obat yang sedang dijalaninya? Apakah ada perbedaan hasil terapinya?
by sitowahyudi
Asuhan kefarmasian adalah ujung tombak dari layanan kefarmasian. Dalam asuhan kefarmasian ini lah diramu berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu dasar kefarmasian hingga ilmu komunikasi konseling. Seorang praktisi asuhan kefarmasian setidaknya harus menguasai ilmu Farmakologi (mempelajari bagaimana kerja obat), Farmakoterapi (bagaimana obat tersebut digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit), dan yang terakhir adalah Asuhan Kefarmasian (Aplikasi dari kombinasi ilmu kefarmasian dan ilmu-ilmu komunikasi dan konseling).
Jika kita melihat dan mempelajari, kegagalan dalam terapi akibat ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat cukup tinggi. Walaupun misal kita lihat obat-obatan yang diresepkan tersebut misalnya sudah sesuai indikasi dan dosisnya sudah cukup, namun kegagalan terapi masih juga sering terjadi. Ketidakfahaman pasien terhadap terapi yang sedang dijalaninya akan meningkatkan ketidakpatuhan pasien dalam menkonsumsi obatnya.
Sudah saatnya seorang apoteker untuk saat ini untuk melakukan konseling dan memberikan edukasi pada pasien-pasien tertentu sehingga pasien tersebut dapat meningkatkan kepatuhannya dalam mengkonsumsi obatnya. Tidak cukup hanya membuat etiket dan label pada obat yang diserahkan kepada pasien.
Untuk dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obatnya seorang apoteker harus kenal dengan pasieannya. Sangat jarang saat ini kita melihat di suatu apotek yang dijumpai apotekernya, bagaimana mungkin apoteker akan kenal dengan pasiennya, jika keadaannya masih seperti itu?
Dengan adanya komunikasi antara apoteker dengan pasien akan mempermudah menjalin hubungan yang baik dengan pasien. Jika hubungan baik telah terbentuk maka, disinilah seharusnya seorang apoteker bisa memberikan konseling kepada pasien, mengenai terapi apa yang sedang dijalaninya. Disinilah seorang apoteker bisa memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap apa yang akan terjadi jika pasien tidak patuh dalam mengkonsumsi obatnya. Misalnya, pada pasien diabetes. Obat-obat pada pasien ini waktu pemberian dan dosis obat yang diberikan sangat tertentu, dan harus teratur, jika tidak sesuai anjuran malah bisa akan memperburuk keadaan pasien.
Bagimana efek farmakologi suatu obat terhadap pasien yang memahami dan tidak memahami terapi obat yang sedang dijalaninya? Apakah ada perbedaan hasil terapinya?
by sitowahyudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar