Oleh : Wahyudin Sitorus
Farmasi Klinis dan Komunitas 2007
Makan dan minum adalah salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, supaya dapat tumbuh dan berkembang serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Selain untuk pertumbuhan dan perkembangan makanan yang kita konsumsi setiap hari juga sengat berpengaruh pada kesehatan fisik maupun mental kita. Jadi, masalah makanan sangat penting untuk kita perhatikan untuk membentuk generasi yang sehat.
Dalam ajaran Islam sangat jelas membahas ketentuan makanan dan minuman yang harus dikonsumsi oleh ummat Islam. Ummat Islam dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Al Qur’an, Surat Al Maidah : 88 yang artinya “dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah direzekikan kepada mu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”.
Ketentuan halal bukan hanya dilihat dari materi makanan tersebut bersifat halal. Namun cara makanan tersebut diperoleh juga akan menentukan makanan tersebut halal atau haram. Misalnya, nasi yang diperoleh dengan cara dicuri atau hasil korupsi, maka hukum memakan makanan ini adalah haram, meskipun nasi adalah makanan yang dihalalkan.
Cara memproses suatu makanan juga sangat menentukan kehalalan suatu makanan. Misalnya daging sapi, ayam, kambing dan daging hewan yang halal lainnya bisa menjadi haram jika proses pengolahannya tidak susuai syariah. Misalnya pada proses mematikan hewan tersebut, apakah hewan tersebut disembelih atau tidak? Apakah hewan tersebut disembelih dengan menyebut nama Allah atau tidak? Dalam Al Qur’an Surat Al An’am ayat 121 yang artinya “Janganlah kamu memakan hewan yang disembelih tidak menyebutkan nama Allah atasnya”. Ini harus diperhatikan saat kita mau mengkonsumsi daging, supaya kita tidak mengkonsumsi daging yang haram.
Dalam sejarah diketahui bahwa selama hidup Rasulullah SAW, beliau pernah mengalami sakit hanya dua kali, yiatu saat beliau pertama kali menerima wahyu dan yang kedua yaitu saat menjelang ajal beliau. Ini menunjukkan bahwa beliau dalam hidupnya jarang sakit-sakitan. Sehingga, kita seharusnya dapat mempelajari apa sebenarnya rahasia kesehatan beliau yang tetap prima.
Nabi Muhammad SAW bersabda “Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu obat” (H.R. Muslim). Ini adalah Hadits yang tidak kita ragukan lagi ke shahihannya, dan ini seharusnya menjadi salah satu petunjuk bagi kita dalam menjaga kesehatan kita.
Jika kita tinjau kata halal dan baik (toyyib) merupakan dua kata yang mempunyai makna sejalan. Kata halal terkait dengan sifat zat makanan tersebut harus merupakan zat yang betul-betul halal menurut yang terdapat dalam Al Qur’an. Dan kata baik berhubungan dengan proses memperoleh makanan tersebut harus baik dan sesuia syariah Islam. Selain saat mengolah dan mengkonsumsi makanan tersebut harus dengan baik dan benar.
Zat makanan yang kita konsumsi akan mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh kita. Supaya proses metabolisme di dalam tubuh tetap dalam kondisi fisiologis normal maka makanan yang kita konsumsi harus seimbang nilai gizinya. Rasulullah mempunyai kebiasaan mengkonsumsi air dingin dicampur dengan madu saat pagi hari, memakan tujuh buah kurma saat menjelang siang hari, dan mengkonsumsi roti dicampur dengan minyak zaitun menjelang sore, serta di malam hari beliau menu utamanya adalah sayur-sayuran. Jika kita lihat menu sehari-hari Rasulullah adalah menu yang sederhana namun nilai gizinya lengkap.
Selain nilai gizi yang lengkap, pola makan juga akan mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh kita. Apabila kita sejak kecil sudah terbiasa makan tiga kali sehari pada waktu-waktu tertentu, maka pola ini harus dipertahankan, karena tubuh kita sudah menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Pada waktu waktu tersebut tubuh kita biasanya akan meningkatkan enzim-enzim yang berfungsi untuk memetabolisme makanan. Berubahnya pola makan dari pola biasanya biasanya akan menjadi awal timbulnya gangguan pada pencernaan.
Jadi, apa itu sebenarnya makanan halal dan baik itu? Apakah hanya sifat zat tersebut halal menurut Al Qur’an? Bagaimana makanan yang sifatnya halal namun itu hasil pencurian? Dan bagaimana dengan makanan yang halal, namun cara mengkonsumsinya salah? Sungguh sempurna yang diajarkan dalam Islam, tidak cukup hanya dikatakan dengan halal saja namun diiringi dengan kata baik.
Menurut penulis makanan halal dan baik itu adalah makanan yang memang ditentukann oleh Al Qur’an zat makanan tersebut halal, diperoleh dengan cara yang baik, sesuai syariah Islam, dan diproses juga dengan cara yang baik, serta dikonsumsi dengan aturan dan pola yang teratur juga.
Makanan halal bisa menjadi tidak baik untuk kesehatan, jika dikonsumsi dengan cara yang salah dan berlebihan. Misalnya, daging kambing, daging lembu, daging ayam dan daging lainnya yang halal, jika kita konsumsi secara berlebihan justru ini akan menimbulkan suatu penyakit bagi kita.
Kesimpulan, makanan yang halal dan sehat yaitu makanan yang memenuhi persyaratan halalan toyyiban.
Referensi :
- http://afrizonkanedi.typepad.com/blog/2010/01/adab-makan-dan-minum-.html
- http://ilmutauhid.wordpress.com/2009/07/22/makanan-dan-minuman-halal/
- http://kaixer.net/komuniti/showthread.php?tid=32
- http://kesehatan.kompasiana.com/2009/12/09/ingin-sehat-ikuti-pola-makan-rasulullah/
- http://nurdi.multiply.com/reviews/item/48
Farmasi Klinis dan Komunitas 2007
Makan dan minum adalah salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, supaya dapat tumbuh dan berkembang serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Selain untuk pertumbuhan dan perkembangan makanan yang kita konsumsi setiap hari juga sengat berpengaruh pada kesehatan fisik maupun mental kita. Jadi, masalah makanan sangat penting untuk kita perhatikan untuk membentuk generasi yang sehat.
Dalam ajaran Islam sangat jelas membahas ketentuan makanan dan minuman yang harus dikonsumsi oleh ummat Islam. Ummat Islam dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Al Qur’an, Surat Al Maidah : 88 yang artinya “dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah direzekikan kepada mu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”.
Ketentuan halal bukan hanya dilihat dari materi makanan tersebut bersifat halal. Namun cara makanan tersebut diperoleh juga akan menentukan makanan tersebut halal atau haram. Misalnya, nasi yang diperoleh dengan cara dicuri atau hasil korupsi, maka hukum memakan makanan ini adalah haram, meskipun nasi adalah makanan yang dihalalkan.
Cara memproses suatu makanan juga sangat menentukan kehalalan suatu makanan. Misalnya daging sapi, ayam, kambing dan daging hewan yang halal lainnya bisa menjadi haram jika proses pengolahannya tidak susuai syariah. Misalnya pada proses mematikan hewan tersebut, apakah hewan tersebut disembelih atau tidak? Apakah hewan tersebut disembelih dengan menyebut nama Allah atau tidak? Dalam Al Qur’an Surat Al An’am ayat 121 yang artinya “Janganlah kamu memakan hewan yang disembelih tidak menyebutkan nama Allah atasnya”. Ini harus diperhatikan saat kita mau mengkonsumsi daging, supaya kita tidak mengkonsumsi daging yang haram.
Dalam sejarah diketahui bahwa selama hidup Rasulullah SAW, beliau pernah mengalami sakit hanya dua kali, yiatu saat beliau pertama kali menerima wahyu dan yang kedua yaitu saat menjelang ajal beliau. Ini menunjukkan bahwa beliau dalam hidupnya jarang sakit-sakitan. Sehingga, kita seharusnya dapat mempelajari apa sebenarnya rahasia kesehatan beliau yang tetap prima.
Nabi Muhammad SAW bersabda “Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu obat” (H.R. Muslim). Ini adalah Hadits yang tidak kita ragukan lagi ke shahihannya, dan ini seharusnya menjadi salah satu petunjuk bagi kita dalam menjaga kesehatan kita.
Jika kita tinjau kata halal dan baik (toyyib) merupakan dua kata yang mempunyai makna sejalan. Kata halal terkait dengan sifat zat makanan tersebut harus merupakan zat yang betul-betul halal menurut yang terdapat dalam Al Qur’an. Dan kata baik berhubungan dengan proses memperoleh makanan tersebut harus baik dan sesuia syariah Islam. Selain saat mengolah dan mengkonsumsi makanan tersebut harus dengan baik dan benar.
Zat makanan yang kita konsumsi akan mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh kita. Supaya proses metabolisme di dalam tubuh tetap dalam kondisi fisiologis normal maka makanan yang kita konsumsi harus seimbang nilai gizinya. Rasulullah mempunyai kebiasaan mengkonsumsi air dingin dicampur dengan madu saat pagi hari, memakan tujuh buah kurma saat menjelang siang hari, dan mengkonsumsi roti dicampur dengan minyak zaitun menjelang sore, serta di malam hari beliau menu utamanya adalah sayur-sayuran. Jika kita lihat menu sehari-hari Rasulullah adalah menu yang sederhana namun nilai gizinya lengkap.
Selain nilai gizi yang lengkap, pola makan juga akan mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh kita. Apabila kita sejak kecil sudah terbiasa makan tiga kali sehari pada waktu-waktu tertentu, maka pola ini harus dipertahankan, karena tubuh kita sudah menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Pada waktu waktu tersebut tubuh kita biasanya akan meningkatkan enzim-enzim yang berfungsi untuk memetabolisme makanan. Berubahnya pola makan dari pola biasanya biasanya akan menjadi awal timbulnya gangguan pada pencernaan.
Jadi, apa itu sebenarnya makanan halal dan baik itu? Apakah hanya sifat zat tersebut halal menurut Al Qur’an? Bagaimana makanan yang sifatnya halal namun itu hasil pencurian? Dan bagaimana dengan makanan yang halal, namun cara mengkonsumsinya salah? Sungguh sempurna yang diajarkan dalam Islam, tidak cukup hanya dikatakan dengan halal saja namun diiringi dengan kata baik.
Menurut penulis makanan halal dan baik itu adalah makanan yang memang ditentukann oleh Al Qur’an zat makanan tersebut halal, diperoleh dengan cara yang baik, sesuai syariah Islam, dan diproses juga dengan cara yang baik, serta dikonsumsi dengan aturan dan pola yang teratur juga.
Makanan halal bisa menjadi tidak baik untuk kesehatan, jika dikonsumsi dengan cara yang salah dan berlebihan. Misalnya, daging kambing, daging lembu, daging ayam dan daging lainnya yang halal, jika kita konsumsi secara berlebihan justru ini akan menimbulkan suatu penyakit bagi kita.
Kesimpulan, makanan yang halal dan sehat yaitu makanan yang memenuhi persyaratan halalan toyyiban.
Referensi :
- http://afrizonkanedi.typepad.com/blog/2010/01/adab-makan-dan-minum-.html
- http://ilmutauhid.wordpress.com/2009/07/22/makanan-dan-minuman-halal/
- http://kaixer.net/komuniti/showthread.php?tid=32
- http://kesehatan.kompasiana.com/2009/12/09/ingin-sehat-ikuti-pola-makan-rasulullah/
- http://nurdi.multiply.com/reviews/item/48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar