Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

2012/02/20

Langsung diganti dengan yang lebih.....

Apanya sih? Ambil yang bagus tinggalkan yang buruk ya?? Hehehhehe...!! Jangan, jangan... jangan..

Di angkot 63 jurusan Pinang Baris-Amplas, hari ini aku mendapat sebuah pelajaran dari seorang pak sopir dan penumpang. 

Tadi, kira-kira jam 4-jam 5 sore gitu klo gak salah. Penumpang tidak terlalu sesak. Aku naik di depan pintu tiga kampus ku, setelah minum satu gelas es tebu. wahh... segarrr...


Angkot berjalan menembus keramian jalan dr mansur. Tidak berapa lama berjalan setelah aku naik. Pinggir bang, kata seorang penumpang. Penumpang itu seorang ibu dan anaknya yang masih kecil, namun sudah bisa berjalan. Lantas, angkot berhenti, penumpang pun turun dan bergerak ke bagian dekat supir dan menjulurkan tangannya untuk membayar ongkos. Penumpang itu langsung berjalan mendahului angkot yang masih berhenti setelah membayar ongkosnya.

Namun, sepertinya ada yang tidak cocok. Aku bisa lihat raut wajah pak sopir. Tapi, dia hanya diam, dan mungkin merasa sedikit jengkel dengan sang penumpang. Namun, dia hanya diam, karena penumpang tersebut langsung kabur. 

Angkot pun berjalan lagi. Penumpang yang turun tadi, masih di sebelah kiri jalan, sambil terus berjalan. Saat angkot menyusul penumpang tadi, angkot agak berjalan pelan, dan pak sopir menanya kepada si penumpang yang turun tadi dia tadi naiknya di mana. Namun, penumpang tersebut hanya bilang dari sana, dan terus berjalan.

Jumlah ongkos yang dibayarkan si ibu tadi aku nggak tahu berapa persisnya, yang pastinya masih kurang menurut taksiran si pak sopir. Apa boleh buat, si penumpang hanya cuek-cuek aj, angkot tadi langsung tancap gas lagi. Meluncur ke jalan Jamin Ginting.

Hingga, sampailah pada lampu merah yang ada patung orang pegang biola itu. Waktu pada lampu merah menunujukkan waktu kira2 ada satu menit lagi baru boleh jalan. Angkot pun harus menunggu, ada polisi di depan. hehhehe...

Lampu jalan sudah warna hijau, angkot berjalan. Dan, kira-kira 100 meter berjalan, naiklah seorang penumpang laki-laki. Dia duduk di bangku tempel, istilah di sini tuh. Kalau nggak tahu arti bangku tempel, datang saja ke Medan ya.

Penumpang tersebut naik, lantas angkot jalan lagi. Jumpa lampu merah lagi. Yang ke kanan, lampu merah, yang kiri lurus aja, jalan terus. Angkot ini harus ke kanan, ya harus berhenti. hehehh...

Pinggir bang. Kata orang yang naik setelah lampu merah tadi. Tepatnya kira-kira belum nyampe perumahan PLN tu klo aku nggak salah, pokoknya belum jauh dari lampu merah terakhir yang dilalui.

Lantas angkot berhenti lagi, dan penumpang tadi menjulurkan tangannya pada sopir untuk membayar ongkos. Penumpang tersebut membayar dengan uang dua ribu rupiah, terus langsung pergi mengarah berlwanan dengan arah angkot. 

Segitu dekatnya penumpang tadi membayar ongkos tiga ribu. Sementara aku begitu jauhnya membayar tiga ribu rupiah. Kalau dihitung-hitung jarak, ongkos penumpang tersebut paling lima ratus rupiah.

Lahhh.....!! Berarti.......!! Simpulkan sendiri... Aku dah ngantuk, mau tidur...
zzzZZZZzzzz....

20-02-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kunjungi Juga