Hmmm.....!! Sebenarnya tadi aku sudah mulai tertidur. Tapi, tiba-tiba terjaga, karena hpku berbunyi, ada yang nelpon. Agak lama baru aku lihat hp tersebut, tiba-tiba telponnya terputus sebelum sempat aku angkat, ternyata abang sepupu yang nelpon. Karena terputus, aku coba telpon balik, namun, nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, kata hpku ngomong sendiri, ya sudah, aku tidur kembali.
Tak berapa lama hp ku berbunyi lagi, kini langsung diangkat. Ternyata, aku diminta tolong untuk menjemput kiriman uangnya ke loket. Meski sebenarnya ngantuk, aku bangkit dan langsung bergerak, turun ke bawah, buka pintu dan go.
Sampai dekat jalan menteng, mikir dulu. Naek angkot, aku harus nyebrang jalan nanti dekat loket, jalannya ramai. Terus, mikir nanti nyambung lagi dari amplas, itu yang paling aku malas, maunya langsung nyampe loket gak nyebrang-nyebrang lagi. Hehhehe.. But, apa yang terjadi bro.
Akhirnya, kuputuskan tuk naek becak aja. Satu becak tanpa penumpang lewat, mau ku stop ragu-ragu. Biarkan sajalah lewat, tunggu becak yang lain. Tak sampai lima menit, datanglah becak yang kosong, yang bawa itu mungkin masih lajang seperti saya, rambut acak2an, agak kumal kulihat, bang ke loket ini berapa, dia bilang 7 ribu, ya sudah aku iya kan saja, karena aku sangat susah yang namanya kalau tawar menawar.
Aku nggak terlalu memperhatikan kalau sopir becak ini pake helm atau nggak, inilah yang menjadi masalah. Sebelum nyampe persimpangan yang dekat bawah jembatan layang itu ada bapak-bapak yang sambil megang botol aqua yang kyaknya memberitahu kepada tiap yang lewat bahwa disimpang ada razia polisi. Langsung deh pak sopir mutar haluan, kembali lagi. Aku gak tahu mau lewat dari mana dibawanya agar sampai di loket.
Sementara aku harus cepat sampai di loket. Akhirnya aku putuskan untuk turun saja wari becak itu, dengan sedikit kesal akhirnya aku kasi ongkos cuma 6 ribu. Jadinya, naek angkot juga. Angkot warna kuning, yang arahnya lewat loket.
Sampai juga di jalan dekat loket. Lagi-lagi sial lagi datang dari si sopir angkot. Bayangkan, ongkos dari simpang dekat jembata layang itu sampe loket ongkosnya 3 ribu, sama dengan ongkos aku dari menteng ke kampus usu. Hampir keluar juga makian dengan supir angkot bajingan itu. Tambah lagi kesalku, dasar supir angkot kurang ajar kau, fikirku. Ya sudahlah, fikir ku.
Saatnya menyeberang. Alasan inilah yang buat aku tadi naik becak saja, tapi sopir becaknya gak pake helm, jadi nyambung naek ankot juga. Waktu jalan agak sepi, buru-buru aku melintasi jalan dan sampai di pembatas jalan yang di tengah, karena jalan yang aku lintasi ini dua jalur. Tau gak, sial lagi menghampiri begitu sampai di pembatas jalan. Ada orang yang akalnya kurang sehat (gila) yang sedang duduk menanti disitu. Begitu, aku sampai di pembatas jalan itu, ekspresi dan gerak-gerik orang tersebut berubah, dia mengambil ntah apa itu, aku tak terlalu perhatikan lagi, diambilnya dari rumput di pembatas itu dan berdiri dan lari ke arah aku. Jiahhh,,,,,... Untung, jalan yang akan aku seberangi tidak terlalu padat.. Refleks langsung lanjut nyebrang.... Hhahaa... untung aku gak berhasil dikejarnya.... wkkwkwkkkk.....
Akhirny, sampai juga di loket. Lihat-lihat, gak ada orang yang aku cari, langsung duduk deh di kursi tempat tunggu penumpang yang disediakan loket. Dicari-dicari, ketemu juga. Selesai kewajibanku, titipan sudah ditangan. :)
Sekarang saatnya perjalanan pulang ke rumah. Bukan karena pelit ya...!! Hehehe.. Aku coba tuk jalan kaki saja melintasi jalan yang ditempuh angkot 3 ribu tadi, ternyata kutempuh hanya gak sampai 10 menit, paling lima menit, yang menyebabkan lama karena aku singgah di sini (jembatan).
Sampai dekat jalan menteng, mikir dulu. Naek angkot, aku harus nyebrang jalan nanti dekat loket, jalannya ramai. Terus, mikir nanti nyambung lagi dari amplas, itu yang paling aku malas, maunya langsung nyampe loket gak nyebrang-nyebrang lagi. Hehhehe.. But, apa yang terjadi bro.
Akhirnya, kuputuskan tuk naek becak aja. Satu becak tanpa penumpang lewat, mau ku stop ragu-ragu. Biarkan sajalah lewat, tunggu becak yang lain. Tak sampai lima menit, datanglah becak yang kosong, yang bawa itu mungkin masih lajang seperti saya, rambut acak2an, agak kumal kulihat, bang ke loket ini berapa, dia bilang 7 ribu, ya sudah aku iya kan saja, karena aku sangat susah yang namanya kalau tawar menawar.
Aku nggak terlalu memperhatikan kalau sopir becak ini pake helm atau nggak, inilah yang menjadi masalah. Sebelum nyampe persimpangan yang dekat bawah jembatan layang itu ada bapak-bapak yang sambil megang botol aqua yang kyaknya memberitahu kepada tiap yang lewat bahwa disimpang ada razia polisi. Langsung deh pak sopir mutar haluan, kembali lagi. Aku gak tahu mau lewat dari mana dibawanya agar sampai di loket.
Sementara aku harus cepat sampai di loket. Akhirnya aku putuskan untuk turun saja wari becak itu, dengan sedikit kesal akhirnya aku kasi ongkos cuma 6 ribu. Jadinya, naek angkot juga. Angkot warna kuning, yang arahnya lewat loket.
Sampai juga di jalan dekat loket. Lagi-lagi sial lagi datang dari si sopir angkot. Bayangkan, ongkos dari simpang dekat jembata layang itu sampe loket ongkosnya 3 ribu, sama dengan ongkos aku dari menteng ke kampus usu. Hampir keluar juga makian dengan supir angkot bajingan itu. Tambah lagi kesalku, dasar supir angkot kurang ajar kau, fikirku. Ya sudahlah, fikir ku.
Saatnya menyeberang. Alasan inilah yang buat aku tadi naik becak saja, tapi sopir becaknya gak pake helm, jadi nyambung naek ankot juga. Waktu jalan agak sepi, buru-buru aku melintasi jalan dan sampai di pembatas jalan yang di tengah, karena jalan yang aku lintasi ini dua jalur. Tau gak, sial lagi menghampiri begitu sampai di pembatas jalan. Ada orang yang akalnya kurang sehat (gila) yang sedang duduk menanti disitu. Begitu, aku sampai di pembatas jalan itu, ekspresi dan gerak-gerik orang tersebut berubah, dia mengambil ntah apa itu, aku tak terlalu perhatikan lagi, diambilnya dari rumput di pembatas itu dan berdiri dan lari ke arah aku. Jiahhh,,,,,... Untung, jalan yang akan aku seberangi tidak terlalu padat.. Refleks langsung lanjut nyebrang.... Hhahaa... untung aku gak berhasil dikejarnya.... wkkwkwkkkk.....
Akhirny, sampai juga di loket. Lihat-lihat, gak ada orang yang aku cari, langsung duduk deh di kursi tempat tunggu penumpang yang disediakan loket. Dicari-dicari, ketemu juga. Selesai kewajibanku, titipan sudah ditangan. :)
Sekarang saatnya perjalanan pulang ke rumah. Bukan karena pelit ya...!! Hehehe.. Aku coba tuk jalan kaki saja melintasi jalan yang ditempuh angkot 3 ribu tadi, ternyata kutempuh hanya gak sampai 10 menit, paling lima menit, yang menyebabkan lama karena aku singgah di sini (jembatan).
Aku lama berhenti di atas jembatan ini. Hanya untuk melihat-lihat lingkungan sekitar, karena jarang aku melakukan hal ini. Di bawah jembatan ini ada orang memancing, bahkan waktu itu ada ibuk-ibuk dan anaknya ikut mancing disitu, mungkin mengahabiskan liburan. Karena tak puas aku melihat dari atas jembatan, aku memutuskan untuk turun juga, terus duduk-duduk dekat sungai itu, santai juga.. Melihat-lihat orang-orang yang sedang mancing.
Tiba-tiba, kantongan asoi hitam (berisi sampah) terjun dari atas jembatan. Aku sedikit terkejut, begitu juga pemancing yang di samping ku, apa itu...!! "Udah biasa..!!" Tiba-tiba pemancing yang diseberang ngomong, sambil sedikit tertawa setelah itu.. Hahahha... berarti dah biasa tuh sungai tempat terjunnya sampah dari angkot atau darimana sajalah. Memang begitulah, sungai kita kan emang jadi tempat sampah dan tempat buang limbah, maka sangat sulit bahkan mungkin nggak ada sungai yang di dekak kota yang jernih airnya.
Aku juga berjalan ke bawah jembatan, sekedar ingin melihat-lihat dan ingin tahu bagaiamana sih suasana di bawah jembatan itu. Tiang-tiang jembatan dengan berbagai gambar manusia (maaf silahkan lihat sendiri saja), ada sarung untuk kontrasepsi (kondom), dan setumpukan jarum suntik yang sudah dipakai kulihat disitu. Sedikit terkejut juga sih, begini ternyata di bawah jembatan ini, fikirku. Aku pun tak berani berlama-lama di bawah jembatan itu.
Kembali ke dekat tempat orang memancing tadi, cuma satu ekor ikan yang didapat, semenjak aku sampai disitu. Kalau aku mah, gak sabarlah kalau begitu, mending pulang, hehhehe... Karena bukan hobi ku mungkin, bagi orang yang hobi mancing, mungkin beda.
Sudah merasa cukup aku melihat-lihat sekitar sungai, aku langsung naik ke jalan dan pulang. Aku lanjutkan lagi perjalanan dengan jalan kaki. Sampai lagi di samping simpang dekat jembatan layang, karena mikir2 nyebrang jalan lagi, coba ah nanya tukang becak lagi. Jiahh, mahal sangat, tukang becaknya bilang 10 ribu sampe menteng, gak mau dia ku bilang 5 ribu, aku jalan terus, dan akhirnya sampai terminal, jadinya naek angkot juga, dan nyebrang juga. HAhhahahhha...........!!!!!!!!!!!
Eeee tahe....!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar