Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

2010/10/09

Para Shabat R.A. Menutup Tokonya Ketika Tiba Waktu Shalat

Pada suatu hari Abdullah bin Umar r.a. datang ke pasar. ketika tiba waktu shalat berjamaah, diperhatikan oleh beliau, semua pedagang menutup tokonya masing-masing lalu berjalan berduyun-duyun ke masjid.

Ibnu Umar r.a. berkata, "Mereka inilah orang-orang yang disebutkan dalam ayat Allah pada ayat :

Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS. An Nur 37).
Ibnu Abbas r.a. berkata, "Orang-orang itu sibuk dalam perdagangan, pekerjaan, dan sebagainya. Tetapi apabila mereka mendengar suara adzan, mereka lansung meninggalkan perdagannya, lalu berjalan ke masjid."

Dia berkata lagi, "Demi Allah, merreka adalah para pedagang yang perdagannya tidak menhalangi mereka mengingat Allah."
Pada suatu hari Abdullah bin Mas'ud r.a. berada di pasar. Ketika suara adzan berkumandang, dia melihat setiap orang meninggalkan barang-barangnya dan berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat.

Nabi saw. bersabda, "Pada hari kiamat ketika Allah Swt. mengumpulkan manusia pada suatu tempat, mala Allah Swt. akan mengajukan tiga pertanyaan. Pertanyaan pertama : "Siapakah yang memuji Allah pada waktu senang dan susah?" Maka sekumpulan manusia akan bangun lalu masuk surga tanpa hisab. Pertanyaan kedua : "Siapakah yang meninggalkan tempat tidurnya dan menghabiskan malamnya untuk mengingat Allah dengan perasaan takut dan harap?' Lalu sekumpulan manusia lagi akan bangun dan terus masuk ke surga tanpa hisab. Pertanyaan ketiga : "Siapakah yang perdagannya tidak menghalanginya dari mengingat Allah ?" Kemudian sekumpulan manusia pun akan bangun lalu masuk ke surga tanpa hisab. Setelah ketiga kumpulan manusia itu masuk surga, barulah dimulai penghisaban atas manusia yang lainnya.

Sumber
Kitab Fadhail A'mal, Maulana Muhammad Zakariyya Al-Khndalawi, halaman :589-590

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kunjungi Juga