Banjir. Itulah yang terjadi kalau hujan beberapa
jam saja. Kekeringan. Itulah yang terjadi kalau kemarau hanya beberapa minggu
saja. Panas. Lingkungan terasa sangat panas jika sudah malam hari (yang punya
pendingin ruangan mungkin nggak merasakan ini). Ribut, Bising. Suara nyanyian
yang berlalu-lalang di jalanan. Bau. Sangat menyesakkan, Buangan asap pabrik
yang kian hari makin bertambah.
Air tak lagi menjadi sesuatu yang bisa
menghilangkan dahaga. Berubah menjadi racun karena ulah manusia. Hujan tak lagi
menjadi sebuah rahmat malah menjadi laknat, karena sudah mengandung kadar asam
yang cukup tinggi, membuat bangunan mudah keropos dan membuat tanaman tak lagi
subur. Air hujan tak lagi menjadi sebuah rahmat bahkan menjadi laknat, karena sungai
tak lagi menjadi aliran untuk air, melainkan aliran sampah, sehingga dengan
senang hati air akan mencari aliran baru, diantara rumah-rumah kita. Air hujan
tak dapat lagi bertahan di dalam tanah, karena hutan sudah banyak yang berubah
menjadi beton, sehingga air tetap menari-nari dipermukaan memporak-porandakan
kita.
Masih dapatkah kita bernafas lega saat ini?
Bagaimanakah komposisi udara yang kita hirup saat ini? Apakah kita saat ini
menghirup gas yang justru menghambat terjadinya proses pembakaran zat-zat
makanan di dalam tubuh kita? Saat di jalan, di dalam angkutan umum, masih
banyak yang tega merokok, menambah parahnya polusi yang sudah disebabkan oleh
asap kenderaan. Di sini, ditambah lagi dengan baunya udara akibat sumbangan
buangan pabrik.
Siang hari terasa sangat panas. Bersambung hingga
malam juga tetap panas meski pun matahari sudah bersembunyi. Bagi sebagian
orang mungkin tidak merasakan ini, apa lagi yang memiliki pendingin udara.
Bukan salah siapa-siapa, ini salah manusia juga. Pertumbuhan industri
berbanding lurus dengan laju kerusakan hutan. Pertumbuhan industri berbanding
lurus dengan meningkatnya sisa polusi gas buang karbondioksida, sementara, yang
mengolah karbondioksida mejadi oksigen kembali sudah habis ditebang. Gas
karbondioksida tetap bertahan dan berkumpul, membentuk sebuah lapisan di udara
yang membuat sinar matahari yang memantul dari bumi kembali lagi ke bumi akibat
gas ini. Malam akan terasa panas.
Belum lagi, Lumpur Lapindo yang terjadi di
Sidoarjo Porong. Bumi secara terus menerus mengeluarkan material cair panasnya
ke permukaan bumi. Ini akibat dari ulah sekelompok elit yang suka
membolong-bolongi bumi untuk alasan energi. Suatu saat daerah di sekitar
semburan lumpur panas tersebut akan amblas, karena keluarnya terus menerus ke
permukaan material di bawahnya, sehingga tidak ada lagi material yang menopang
bagian atasnya. Belum lagi seandainya tembok yang terus menerus ditinggikan itu
amblas, kata teman ku mungkin bisa menenggelamkan satu kota.
Mungkin usia bumi ini tidak akan lama lagi?! :-/
28 September 2013
agan punya saran untuk mengatasi kasus lapindo???
BalasHapusTrus apa solusinya
BalasHapusKlo kita cma berpikir tpi tak berbuat
Ap msih ad perbedaan antara tersangka dgn saksi nya
Hmmmmm